.do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none; }

Selasa, 31 Mei 2016

LAPORAN PENELITIAN IPA DI PANTAI CIBENDA

LAPORAN PENELITIAN IPA
DI PANTAI CIBENDA KELAS VIII
MTs NEGERI 1 PANDEGLANG
TAHUN 2016





DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

KEMENTRIAN AGAMA
MTs NEGERI 1 PANDEGLANG
TAHUN 2016





LAPORAN PENELITIAN IPA
DI PANTAI CIBENDA KELAS VIII
MTs NEGERI 1 PANDEGLANG
TAHUN 2016
                                                                                                                                               

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1.      A. Fitriadi Al-Akbar                                         VIII A
2.      Aditya Farid Rahman                                       VIII A
3.      Agnes Tri Yuliana                                             VIII A
4.      Agung Setiabudi                                                VIII A
5.      Alfandi Anwar                                                   VIII A
6.      Arya Cembawan Wijaksana                            VIII A
7.      Aura Novanda Mauli                                        VIII A
8.      Azahra Nadifatunnisa                                      VIII A
9.      Bunga Benazhier Fitrah                                   VIII A
10. Desti Yuni Aresta                                              VIII A

PEMBIMBING : MASITOH S.Ag
NIP. 19680513 200501 2 004







        KEMENTERIAN AGAMA
MTs NEGERI 1 PANDEGLANG

Jl. Raya Labuan Km. 5,7 Kadulisung, Kaduhejo, Pandeglang 42253



--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENELITIAN IPA DI  PANTAI CIBENDA KELAS VIII TAHUN 2016



Telah Disahkan Pada Tanggal

…………………………………………………………………..

Oleh :

Guru pembimbing :                                                                       Guru Penguji :

                                                                             1)……………………………………
                                                                                    
                                                                                          2)…………………………………........
Masitoh S.Ag
NIP.19680513 200501 2 004
                                                                                               














Kepala
Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Pandeglang


Drs. Hasanudin, M.Pd, M.Sc
NIP. 19650814 100503 1 002
                                                                      
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------       

KATA PENGANTAR
           
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehinnga kami dapat menyelesaikan laporan ini.
            Laporan ini kami susun dengan maksud untuk menyajikan laporan hasil kegiatan penelitian yang telah kami lakukan agar dapat menambah wawasan dan berbagi pengalaman kepada pembaca tentang sifat fisis air, biota laut, dan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pemanasan global.
            Penyusunan laporan ini dapat terlaksana dengan bantuan dari semua pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :
1.                  Yang terhormat Bapak Drs. Hasanudin, M.Pd, M.Sc selaku Kepala MTsN  1 Pandeglang
2.                  Yang terhormat Bapak/Ibu guru pembimbing kegiatan penelitian MTsN 1 Pandeglang
3.                  Teman-teman kelas VIII
4.                  Semua pihak yang belum kami sebutkan yang juga ikut membantu penyusunan laporan ini.
Kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk penyusunan laporan ini. Namun, kami yakin masih ada kekurangan. Untuk itu, kami mohon saran dan kritikan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhirnya kami berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca dan khususnya untuk siswa siswi MTs Negeri 1 Pandeglang.



















DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR............................................................................................ .........ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang........................................................................................................1
B.     Rumusan masalah...................................................................................................1
C.     Tujuan.....................................................................................................................1
D.    Metode Penulisan................................................................................................... 2
BAB II METODE PENELITIA
A.     Alat dan bahan........................................................................................................3
B.      Cara kerja ………………………………………..………………..……………....4
BAB III HASIL PENGAMATAN………………………………………………………6
BAB IV PEMBAHASAN………………………………………….……….……………8
BAB V PENUTUP
A.    Kesimpulan………………………………………………………………………26
B.     Kritik dan saran………………………………………………………………….26
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..27
LAMPIRAN…………………………………………………………………………….28






-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
            Kondisi suhu udara di Indonesiamenjadi lebih panas sepanjang abad dua puluh. Suhu udara rata-rata tahunan telah bertambah kira-kira 0.3oC sejak tahun 1900. Rata-rata suhu udara di Indonesia mengalami peningkatan berkisar 0,2 - 1°C yang terjadi sejak tahun 1970 sampaitahun 2008 akibat adanya pemanasan global. Dampak lain pemanasan global yang merupakan salah satu aspek dari perubahan iklim adalah naiknya permukaan air laut yang mengakibatkan menyusutnya luas lahan pertanian. Peningkatan suhu udara dapat perpengaruh terhadap ekosistem yang ada disekitarnya. Sepertiekosistem pada pantai.
Didalam ekosistem pantai terdapat berbagai keanegaragaman hayati, baik pada hewan maupun tumbuhan. Keanekaragaman hayati dapat terbentuk karena adanya keseragaman dan keanekaragaman untuk sifat atau ciri makhluk hidup. Keanekaragam hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan. Saat ini tekanan terhadap keanekaragaman hayati makin tinggi dan lama kelamaan keanekaragaman hayati baik di darat maupun di laut mulai berkuran bahkan punah. Kemajuan tekhnologi telah mengubah fungsi berbagai flora dan fauna sebagai hasil hutan. Akibatnya dimasa mendatang diramalkan degradasi lingkungan makin tinggi. Oleh karena itu keaekaragaman hayati perlu dilestarikan.
Ekosistem terdiri dari 2 komponen, yaitu abiotik (makhluk tak hidup) dan biotik  (makhluk hidup) yang saling berhubungan dan mempengaruhi. Komponen abiotik memberikan pengarh terhadap keragaman jenis, pola penyebaran dan faktor pembatas bagi setiap spesies sehingga dalam satu ekosistem pantai dapat tersusun oleh ekosistem-ekosistem kecil di dalamnya komponen abiotik yang berpengaruh terhadap biotik dapat berupa : suhu, kadar garam, kelembapan, dengan keasaman (pH), intensitas cahaya matahari, tofografi, pantai, dan arah mata angin.
Untuk mengetahui mengenai biota laut dan keanekaragaman hayati yang ada dilaut maka kami mengadakan dan memilih melakukan observasi langsung di Pantai Cibenda.

B.     RUMUSAN MASALAH

                  1.      Bagaimana identifikasi spesies alga yang ada di pantai ?
                  2.      Apa pengaruh sifat fisis air laut (suhu,massa jenis, daya angkat kadar garam, konsentrasi                     asam basa lingkungn pantai)  terhadap mahluk hidup ?
                  3.      Bagaimana ekosistem air laut dan keterkaitannya dengan konsep IPA dan yang lain serta                     dengan aspek kehidupan secara keseluruhan ?
                 4.       Bagaimana dampak kehidupan manusia dan pemanasan global terhadap kelestarian                               lingkungan pantai ?

C.     TUJUAN

    1. Menyadari dan memahami konsep ekosistem air laut dan keterkaitannya dengan konsep IPA      dan yang lain serta dengan aspek kehidupan secara keseluruhan.
    2. Mengukur sifat fisis air laut (suhu,massa jenis, daya angkat kadar garam, konsentrasi asam basa lingkungn pantai) dan beberapa pengaruhnya terhadap mahluk hidup.
    3. Mengidentifikasi spesies yang ada di lokasi observasi dan mengklasifikasinya dalam spesies, genus, famili, ordo, kelas dan divisio.
    4. Menyadari dampak kehidupan manusia dan pemanasan global terhadap kelestarian lingkungan pantai.

    D.   METODE

  1. OBSERVASI, yaitu dengan melakukan pengamatan dengan melihat secara langsung.
  2. Pengumpulan data yaitu dengan mengumpulan berbagai macam data.
  3. Diskusi kelompok, yaitu dengan mendiskusikan berbagai masalah yang tengah dihadapi             secara berkelompok.
















--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------








BAB  II
METODE PENELITIAN
A.     ALAT DAN BAHAN

1.      Mengukur sifat fisis air laut          :

a)      Mengukur suhu air laut                  :
Ø  Termometer.
Ø  Alat tulis.
Ø  Air garam (Air laut).

b)      Mengukur massa jenis air laut        :
Ø  Neraca O-haus.
Ø  Gelas kimia.
Ø  Air laut.
Ø  Alat tulis.

c)      Membandingkan daya angkat air laut dengan air tawar      :
Ø  Logam                                          
Ø  Dinamometer
Ø  Air laut
Ø  Air tawar
Ø  2 Toples
Ø  Alat tulis

d)      Konsentrasi asam basa lingkungan pantai  :
Ø  Kertas lakmus.
Ø  Alat tulis.
Ø  Air sabun.
Ø  Air garam  (air laut).
Ø  Larutan cuka dapur.

2.      Mengenal hewan air pantai                       :
Ø  Buklet kegiatan.
Ø  Alat tulis.
Ø  Triplek bantalan untuk menulis.
Ø  Penggaris.
Ø  Tali rapia.
Ø  Toples plastik.

3.      Klasifikasi tumbuhan air pantai    :
Ø  Buklet kegiatan.
Ø  Alat tulis.
Ø  Triplek bantalan untuk menulis.
Ø  Penggaris.
Ø  Tali rapia.
Ø  Toples plastik.

B.     CARA KERJA       :

1.      Mengukur sifat fisis air laut          :
a)      Mengukur suhu air laut                  :
Ø  Sampel air laut diambil dengan botol aqua.
Ø  Segera pergi ke tenda panitia dan suhunya diukur dengan thermometer. Dan hasilnya dicantumkan dalam tabel hasil pengamatan.

b)      Mengukur massa jenis air laut        :
Ø  Massa  gelas ukur yang akan digunakan ditimbang terlebih dahulu.
Ø  100 ml sampel air laut ditumpahkan kedalam gelas ukur.
Ø  Gelas  ukur yang berisi air laut ditimbang.
Ø  Hasil  pengukuran dicantumkan kedalam table hasil pengamatan.
Ø  Lakukan langkah ke-2 sampai ke-4 dengan volume air laut 200 ml.
Ø    Masa  jenis air laut dihitung dengan rumus :  =
Ø  Masa jenis dinyatakan dalam satuan kg/liter.
Ø  Setelah itu dibandingkan dengan masa jenis air murni yaitu 1 kg/liter.

c)      Membandingkan daya angkat air laut dengan air tawar      :
Ø  Berat  suatu logam di udara ditimbang dengan menggunakan dinamometer.
Ø  Kemudian ditimbang dalam air tawar dan setelah itu,ditimbang dalam air laut.
Ø  Hasilnya dicantumkan kedalam tabel hasil pengamatan.

d)      Konsentrasi asam basa lingkungan pantai  :
Ø  Larutan cuka dapur dimasukan ke dalam gelas kimia sebanyak 2 ml.
Ø  Ujung  kertas lakmus dicelupkan ke dalam larutan cuka dapur tersebut.
Ø  Perubahan  warna yang terjadi pada kertas lakmus diamati
Ø  Hal yang sama dilakukan terhadap larutan air garam (air laut) dan air sabun yang sudah di sediakan.
Ø  Hasilnya dicantumkan kedalam table hasil pengamatan.
                                                                                              
2.      Mengenal hewan air pantai                       :

Ø  Pergi ke pantai yang berkarang ketika air sedang surut, sample hewan-hewan karang tidak berbahaya yang berbeda diambil dan dimasukkan ke dalam toples yang sudah diisi air laut.
Ø  Kalau sudah di anggap cukup kembali ke pinggir pantai yang teduh, lakukan diskusi  kelompok dan hasilnya dicantumkan kedalam table hasil pengamatan.. Hati-hati dalam kegiatan penelitian jangan  sampai hewan yang sedang di teliti terbunuh.
Ø  Apabila sudah selesai maka hewan-hewan tersebut dikembalikan ke ekosistemnya dalam keadaan hidup.

3.      Klasifikasi tumbuhan air pantai    :

Ø  Pergi ke pantai yang berkarang ketika air sedang surut, sample tumbuhan karang tidak berbahaya yang berbeda diambil dan dimasukkan ke dalam toples yang sudah diisi air laut.
Ø  Kalau sudah di anggap cukup kembali ke pinggir pantai yang teduh, lakukan diskusi  kelompok dan hasilnya dicantumkan kedalam table hasil pengamatan..
Ø  Apabila sudah selesai maka tumbuhan tersebut dikembalikan ke ekosistemnya dalam keadaan hidup.









--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------












BAB III
HASIL PENGAMATAN

                                                                           
1.      Tabel 1. Hasil pengukuran suhu air laut

JAM
SUHU UDARA
SUHU AIR LAUT
09.00 – 10.00
32o
33o
13.00 – 13.30
35o
37o



2.      Tabel 2
.

a.       Tabel 2.1, hasil pengukuran massa jenis air laut

MASSA GELAS UKUR
VOLUME AIR LAUT (v)
MASSA GELAS UKUR BERISI AIR LAUT (m)
MASSA AIR LAUT (m)
MASSA JENIS (ρ)
90 g
100 ml
191 g
110 g
1.1
90 g
200 ml
310 g
220 g
1.1
a.      

b.      Tabel 2.2, pernyataan massa jenis air laut dalam satuan kg/liter

VOLUME AIR LAUT (ml)
MASSA JENIS AIR LAUT (gram/m2)
MASSA JENIS AIR LAUT (kg/liter)
100 ml
1.1 gram/m2
1100 kg/liter
200 ml
1.1 gram/m2
1100 kg/liter


c.       Tabel 2.3, hasil perbandingan massa jenis air laut dengan massa jenis air laut yaitu 1 kg/liter


VOLUME AIR LAUT (ml)
MASSA JENIS AIR MURNI (kg/liter)
MASSA JENIS AIR LAUT (kg/liter)
PERBANDINGAN
100 ml
1000 kg/liter
1100 kg/liter
10 : 11
200 ml
1000 kg/liter
1100 kg/liter
10     11

3.      Tabel 3. Perbandingan gaya angkat benda di air tawar dan air laut

BERAT BENDA DI UDARA
BERAT BENDA DI AIR TAWAR
BERAT BENDA DI AIR LAUT
0.65 N
0.6 N
0.5 N



4.      Tabel 4.  Hasil  Percobaan  Konsentrasi Asam Basa

NO.
JENIS BAHAN
PERUBAHAN WARNA
KESIMPULAN
LAKMUS MERAH
LAKMUS BIRU
1.
Larutan cuka dapur
Merah
Merah
Asam
2.
Air garam (air laut)
Merah
Biru
Netral
3.
Air sabun
Biru
Biru
Basa













-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------







BAB IV
PEMBAHASAN
Suhu merupakan derajat panas suatu benda yang dapat berubah ruang dan waktu dimana penyebarannya disebabkan oleh gerakan air seperti arus dan turbulensi. Suhu memiliki fungsi yang sangat urgen di dalam lingkungan laut. Secara langsung, suhu mempengaruhi laju fotosintesis tumbuh-tumbuhan dan fisiologi hewan, khususnya derajat metabolisme dan reproduksi. Sedangkan secara tidak langsung suhu mempengaruhi daya larut oksigen yang digunakan untuk respirasi biota laut. Daya larut oksigen akan berkurang jika suhu perairan naik. Suhu air pada laut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti musim, lintang (latitude), ketinggian dari permukaan laut (altitude), waktu dalam satu hari, penutupan awan, aliran dan kedalaman air. Peningkatan suhu air mengakibatkan peningkatan viskositas, reaksi kimia, evaporasi dan volatisasi serta penurunan kelarutan gas dalam air seperti O2, CO2, N2, CH4, dan lain sebagainya. Umumnya, suhu air permukaan merupakan lapisan hangat karena mendapat radiasi matahari pada siang hari. Karena pengaruh angin, maka di lapisan teratas sampai kedalaman kira-kira 50-70 m terjadi pengadukan, hingga di lapisan tersebut terdapat suhu hangat (sekitar 28°C) yang ertical. Oleh sebab itu lapisan teratas ini sering pula disebut lapisan vertikal. Karena adanya pengaruh arus dan pasang surut, lapisan ini bisa menjadi lebih tebal lagi. Di perairan dangkal lapisan vertikal ini sampai ke dasar. Suhu akan menurun secara teratur sesuai dengan kedalaman. Hal ini dikarenakan pengaruh intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam air yang menyebabkan semakin dalam suatu perairan suhunya pun semakin rendahSuhu pada lapisan permukaan adalah seragam karena percampuran oleh angin dan gelombang sehingga lapisan ini dikenal sebagai lapisan percampuran (mixed layer). Mixed layer mendukung kehidupan ikan-ikan pelagis, secara pasif mengapungkan plankton, telur ikan, dan larva, sementara lapisan air dingin di bawah termoklin mendukung kehidupan hewan-hewan bentik dan hewan laut dalam. Ketika kami mengukur suhu dengan menggunakan thermometer, tepatnya pada jam 10:00 WIB. Suhu air laut sebesar 34 C. sedangkan pada jam 13:00 WIB suhu air laut berubah menjadi 37 C . Perbedaan  ini disebabkan karena penyinaran matahari pada jam 13:00 WIB terlau berlebihan. Ketika pagi hari, cahaya matahari terasa begitu hangat. Di saat ini, kita akan nyaman melakukan berbagai aktivitas karena tubuh kita tidak menerima panas secara berlebihan. Lalu, ketika hari berubah menjadi siang cahaya matahari yang tadinya hangat perlahan-lahan mulai memanas. Sampai mencapai puncak sekitar pukul dua siang. setelah itu suhunya berangsur-angsur turun hingga kembali menjadi hangat.
Dulu kami berfikir bahwa perbedaan suhu terjadi akibat perbedaan jarak antara tempat manusia dan matahari. Walaupun jarak bumi-matahari relatif tetap, namun letak manusia selalu berubah terhadap matahari karena bumi mengalami gerak rotasi.



Tapi itu ternyata tidak akurat. Ada alasan lain mengapa suhu di pagi hari lebih "dingin" dibandingkan suhu di siang hari. Kuncinya adalah pada luas permukaan. Apabila sebuah energi dalam jumlah yang sama didistribusikan pada luasan yang berbeda maka tentu saja energi akan lebih terasa pada luasan yang kecil. Pernah menggunakan kaca pembesar untuk membakar sesuatu. Itulah  salah satu contohnya. ketika sebuah energi matahari terdistribusi pada luasan tertentu, nornalnya tidak akan bisa membakar kertas/daun. Ketika luasan yang terpancar sinar "dipersempit" menggunakan kaca pembesar, maka energi matahari tersebut dapat membakar daun/kertas. Jumlah energi yang sama, tetapi luasannya berbeda. Maka, energi yang diterima tiap satuan luas juga akan berbeda.
Massa jenis air tawar dengan air laut lebih besar massa jenis air laut karena air laut memliki kadar garam yang cukup tinggi sedangkan air tawar tidak mempunyai kadar garam. hubungan antara massa jenis dengan daya angkat air dijelaskan dalam hukum Archimedes (Hidrostatika)yang mengatakan bahwa setiap benda yang berada dalam satu fluida maka benda itu akan mengalami gaya keatas yang yang disebut gaya apung. Jika gaya Archimedes sama dengan gaya berat W maka  resultan gaya = 0 dan benda melayang. jika rapat massa fluida lebih kecil daripada rapat mssa balok maka agar berada dalam kkeadaan seimbang. Volume zat cair yang dipindahkan harus lebih kecil daripada volume balok. Artinya tidak seluruh nya berada terendam dalam cairan dengan perkataan lain benda mengapung .Agar benda melayang maka volume zat cair yang dipindahkan harus sama dengan volume balok dan rapat massa benda lebih besr daripada rapat  massa fluida, maka benda akan mengalami gaya total kebawah yang tidak sama dengan nol artinya benda akan jatuh tenggelam.  
Di laut kaspia ( terdapat di sebelah utara iran) orang tidak tenggelam atau  dapat terapung dengan sendirinya. Hal ini dikarenakan kandungan kadar garam yang tinggi pada air danaunya.Aair asin jauh lebih padat dari air biasa.dan kepadatan air asin membuat nya jauh lebih ringan daripada air biasa.dengan kadar Salinitas (tingkat keasinan)  yang tinggi tersebut maka sebuah benda dapat mengapung diatasnya termasuk tubuh manusia. Selain itu laut kaspia juga terkenal dengan kandungan mineral nya yang banyak yang terdapat  pada lumpurnya,lumpur tersebut sering digunakan oleh para wisatawan untuk mengobati berbagai penyakit kulit.mineral yang terkandung di dalam lumpur tersebut diantaranya: Magnesium, Kalsium, Kalium, Zink, Iodin, Chlorine, Chloride, Sulfur, Sodium, Bitumen, Bromida, dan Pottasium.
Asam adalah zat yang jika di larutkan ke dalam air akan menghasilkan ion hydrogen (H+). Basa adalah zat yang di larutkan ke dalam air akan menghasilkan  ion hidroksida (OH-).  Indikator yang sering di gunakan untuk menentukan asam atau basa adalah  kertas lakmus Ada 2 (dua) jenis kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Larutan asam dapat merubah kertas lakmus biru menjadi berwarna merah, sedangkan larutan basa dapat merubah lakmus merah menjadi biru. Tingkat keasaman (pH) suatu zat di nyatakan dengan skala 0-14. Skala 0-6,7 berarti zat bersifat asam, skala 6,8-7,2 berarti zat bersifat netral, skala 7,3-14 berarti zat bersifat basa. Untuk mengetahui tingkat keasaman suatu zat di gunakan indikator universal yang sudah di lengkapi peta warna yang menunjukan skala tingkat keasaman dengan mencocokan warnanya.
Secara keseluruhan tingkat keasaman atau kebasaan zat yang diteliti adalah lebih besar asamnya. tingkat keasaman atau kebasaan  akan merubah warna kulit tubuh kita,  karena asam dan basa bisa merubah warna walaupun hanya pada kertas, maka sudah pasti pada tubuh manusia pun akan merubah warna kulit kita. Pengaruh tingkat keasaman atau kebasaan dapat mempengrauhi makhluk yag disekitarnya, contohnya orang yang tinggal disekitar pantai cenderung memiliki kulit yang hitam
Ekosistem pantai sangat dipengaruhi oleh siklus harian arus yang pasang dan surut. Dengan demikina, flora dan fauna yang bisa bertahan di pantai adalah mereka yang bisa beradaptasi dengan cara melekat ke substrat keras agar tidak terhempas gelombang. Wilayah paling atas dari ekosistem pantai adalah titik yang hanya terkena air pada saat pasang naik tinggi. Area ini didiami beberapa jenis moluska, ganggang, kerang, dan beberapa jenis burung pantai. Sementara itu, titik tengah pantai terendam jika pasang tinggi juga pasang rendah. Tempat ini didiami beberapa organisme semisal anemone laut, remis, siput, ganggang, porifera dan masih banyak lagi lainnya. Sementara itu wilayah terdalam dari ekosistem pantai dihuni oleh beragam jenis mahluk invertebrate juga ikan dan berbagai jenis rumput laut.
Banyak berbagai jenis spesies yang ada diekosistem pantai Cibenda. Kita tidak boleh membunuh hewan. dikarenakan kita harus menjaga kelestarian dan keturunannya. Banyak manusia yang memburu hewan-hewan seperti harimau, burung,untuk dijual. Apabila manusia banyak yang memburu hewan-hewan tersebut demi kepentingan manusia itu sendiri, maka lama kelamaan spesies hewan tersebut akan punah. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kepunahan biota laut yaitu dengan cara memberikan arahan kepada masyarakat terutama yang berdiam di tepi pantai bahwa menjaga kebersihan laut dari sampah rumah tangga sangatlah penting, dan juga memberikan arahan kepada para nelayan agar tidak menagkap ikan atau biota laut yang ada dengan cara memukat harimau yaitu pemboman.
Salah satu hewan yang ada dalam perairan adalah ikan. Dalam tubuh ikan memiliki kantung gelembung. Gelembung renang merupakan organ internal yang dipenuhi oleh gas yang berfungsi memberi kemampuan ikan untuk mengendalikan daya apung sehingga mampu menghemat energi untuk berenang . Fungsi lain gelembung renang adalah digunakan sebagai ruang beresonansi untuk memproduksi atau menerima suara. Selain itu gelembung renang juga berfungsi sebagai organ respiratori khusus untuk jenis physostome. Bentuk physostome memilki gelembung renang yang terbuka dan berhubungan dengan saluran pencernanaan. Sedangkan bentuk physoclists merupakan gelembung renang tertutup karena tidak berhubungan dengan saluran pencernaan. Gelembung renang terletak diantara peritoneum dan vertebrata. Disekitar gelembung peritoneum terdapat epithelium yang tipis dan mengandung lapisan kristal yang berwarna putih atau perak. Gelembung ini secara kuat menempel padavertebrata dan berisi pembuluh darah sehingga dapat berfungsi sebagai organ respiratori.
Pada beberapa ikan, terutama spesies air tawar (misalnya ikan mas dan lele), gelembung renang tersambung ke labirin telinga bagian dalam dengan weberian, struktur bertulang yang berasal dari tulang belakang, yang memberikan informasi yang tepat tentang tekanan air dan kedalaman serta meningkatkan pendengaran. Pada tahap embrio beberapa ikan telah kehilangan gelembung renang seperti ikan bertulang rawan misalnya hiu dan pari. Ikan tersebut mengontrol kedalamn dengan berenang (menggunakan lift dinamis).
Kombinasi gas dalam gelembung renang bervariasi. Pada ikan air dangkal, rasio perkiraan berhubungan dengan tekanan atmosfer, sedangkan ikan laut dalam cenderung memiliki persentase oksigen lebih tinggi. Misalnya, belut Synaphobranchus memiliki oksigen 75,1%, 20,5% nitrogen, 3,1% karbon dioksida, dan argon 0,4%. Beberapa hewan yang hidup di pantai Cibenda          .
1.         Kelomang pantai
        Kelomang lebih dekat hubungan kekerabatannya dengan superfamilia Chirostyloidea ('ketam jongkok') dan Hippoidea (undur-undur laut) ketimbang dengan kepiting sejati (Brachyura).
Kelomang atau ada pula yang menerjemahkannya sebagai ketam pertapa atau kepiting pertapa, adalah krustasea dekapod dari superfamilia Paguroidea. Sebagian besar dari sekitar 1.100 spesies anggota Paguroidea memiliki perut asimetris, yang tersembunyi dalam cangkang siput laut yang telah kosong yang dibawa-bawa oleh hewan ini. Sebagian besar spesies bersifat akuatik dan hidup dalam berbagai kedalaman air asin, dari wilayah garis pantai dan perairan yang dangkal sampai ke dasar laut dalam. Di daerah tropis terdapat beberapa spesies kelomang yang hidup di darat; meskipun begitu, mereka memiliki larva akuatik dan karena itu memerlukan akses ke air untuk bereproduksi. Kebanyakan kelomang aktif di malam hari. Beberapa spesies umang-umang tidak menggunakan 'rumah' yang dapat digendong ke mana-mana, tetapi menghuni struktur tidak bergerak yang ditinggalkan oleh cacing polychaeta, gastropoda vermetid (siput cacing), binatang karang dan spons. 

Kerajaan     :

Filum           :

Upafilum     :

Kelas            :

Ordo            :

Infraordo    :

Superfamili :
Paguroidea
Latreille, 1802


·         Coenobitidae
·         Diogenidae
·         Paguridae
·         Parapaguridae
·         Parapylochelidae
·         Pylochelidae
·         Pylojacquesidae

        Kelomang atau ada pula yang menerjemahkannya sebagai ketam pertapa atau kepiting pertapa, adalah krustasea dekapod dari superfamilia Paguroidea. Sebagian besar dari sekitar 1.100 spesies anggota Paguroidea memiliki perut asimetris, yang tersembunyi dalam cangkang siput laut yang telah kosong yang dibawa-bawa oleh hewan ini. Sebagian besar spesies bersifat akuatik dan hidup dalam berbagai kedalaman air asin, dari wilayah garis pantai dan perairan yang dangkal sampai ke dasar laut dalam. Di daerah tropis terdapat beberapa spesies kelomang yang hidup di darat; meskipun begitu, mereka memiliki larva akuatik dan karena itu memerlukan akses ke air untuk bereproduksi. Kebanyakan kelomang aktif di malam hari. Beberapa spesies umang-umang tidak menggunakan 'rumah' yang dapat digendong ke mana-mana, tetapi menghuni struktur tidak bergerak yang ditinggalkan oleh cacing polychaeta, gastropoda vermetid (siput cacing), binatang karang dan spons.
Ketika kelomang tumbuh, hewan-hewan ini membutuhkan cangkang yang lebih besar. Karena cangkang siput utuh yang cocok ukurannya tidak begitu mudah ditemukan, persaingan kuat sering terjadi di antara kelomang untuk memperebutkan cangkang. Ketersediaan cangkang kosong di setiap tempat tertentu tergantung pada kelimpahan relatif gastropoda, dan umang-umang yang cocok ukurannya. Hal lain yang juga menentukan adalah populasi organisme yang memangsa gastropoda dan meninggalkan cangkang yang utuh. Jenis-jenis kelomang sangat bervariasi dalam ukuran dan bentuknya; mulai dari spesies dengan ukuran karapas hanya beberapa milimeter panjangnya hingga ke Coenobita brevimanus, yang bisa hidup selama 12-70 tahun dan ukurannya dapat mendekati besar buah kelapaKetam kenari Birgus latro yang tanpa cangkang masih tergolong kerabat kelomang, dan dikenal sebagaiinvertebrata daratan yang terbesar di dunia. Hewan muda tumbuh menurut tahapan demi tahapan, dengan dua tahap pertamanya (nauplius dan protozoea) terjadi semasa dalam telur. Kebanyakan larva kelomang menetas pada tahap ketiga, zoea. Pada tahap larva ini, anak ketam memiliki beberapa duri panjang, abdomen yang sempit dan panjang, dan antena berjumbai yang besar. Setelah beberapa kali berganti kulit, tahapzoea ini diikuti oleh tahap larva akhir, megalopa.


2.   Kepiting 
Kerajaan  :
Filum        :
Upafilum  :
Kelas         :
Ordo         :
Upaordo   :
Infraordo :
Brachyura
Linnaeus, 1758
Spesies
Liocartcinus vernalis
Superfamilies
·         Dromiacea
·         Raninoida
·         Cyclodorippoida
·         Eubrachyura
·         Heterotremata
·         Thoracotremata
  Kepiting adalah binatang anggota krustasea berkaki sepuluh dari upabangsa (infraordo) Brachyura, yang dikenal mempunyai "ekor" yang sangat pendek (bahasa Yunanibrachy = pendek, ura = ekor), atau yang perutnya (abdomen) sama sekali tersembunyi di bawah dada (thorax). Tubuh kepiting dilindungi oleh cangkang yang sangat keras, tersusun dari kitin, dan dipersenjatai dengan sepasang capit. Ketam adalah nama lain bagi kepiting. Kepiting terdapat di semua samudra dunia. Ada pula kepiting air tawar dan darat, khususnya di wilayah-wilayah tropis. Rajungan adalah kepiting yang hidup di perairan laut dan jarang naik ke pantai, sedangkan yuyu adalah ketam penghuni perairan tawar (sungai dan danau). Kepiting beraneka ragam ukurannya, dari ketam kacang, yang lebarnya hanya beberapa milimeter, hingga kepiting laba-laba Jepang, dengan rentangan kaki hingga 4 m.
Kepiting  jantan dan betina dapat dibedakan dengan mengamati alat kelamin yang terdapat dibagian perut. Pada bagian perut jantan umumnya terdapat organ kelamin berbentuk segi tiga yang sempit dan dapat meruncing di bagian depan. Organ kelamin betina berbentuk segitiga yang relatif lebar dan di bagian depan agak tumpul. Kepiting jantan dan betina dibedakan oleh ruas abdomennya. Ruas abdomen kepiting jantan berbentuk segitiga, sedangkan pada kepiting betina berbentuk agak membulat dan lebih lebar. Dan perkawinan terjadi di saat suhu air mulai naik, biasanya betina akan mengeluarkan cairan kimiawi perangsang, yaitu pheromone kedalam air untuk menarik perhatian kepiting jantan, setelah jantan berhasil terpikat maka kepiting jantan akan naik ke atas karapas kepiting betina untuk berganti kulit (molting), selama kepiting betina molting maka kepiting jantan akan melindungi kepiting betina selama 2-4 hari sampai cangkang terlepas, kepiting jantan akan membalikkan tubuh kepiting betina untuk melakukan kopulasi / perkawinan. Biasanya,kopulasi berlangsung 7-12 jam dan hanya akan terjadi jika karapas kepiting betina dalam ke adan lunak. spermatofor kepiting jantan akan di simpan di dalam supermateka kepiting betina sampai telur siap di buahi.telur di dalam tubuh kepiting betina yang suda matang akan turun ke oviduk dan akan di buahi oleh sperma. Proses fertilisasi kepiting  tidak halnya seperti udang yang hanya terjadi pada malam hari ( kondisi gelap ). Kepiting  juga dapat melakukan perkawinan/pemijahan pada siang hari.
Jenis makanan yang di konsumsi kepiting dapat berupah artemia, ikan rucah, daging kerang-kerangan, hancuran daging siput, dan lumut. Pemberian pakan tergantung pada ukuran kepiting, bila masih larva biasanya Brachionus plicatilisTetracelmis chuii dan Naupli artemia. Kepiting juga bersifat kanibalisme biasanya dia akan menyarang kepiting lain yang sedang dalam kondisih lemah atau ganti kulit ( molting ).
Alat pencernaan terbagi menjadi tiga, tembolok, lambung otot, lambung kelenjar. Didalam perut kepiting terdapat gigi kalsium yang teratur berderet secara longitudinal, selain gigi kalsium juga terdapat gastrolik yang berfungsi mengeraskan rangka luar (eksoskeleton) setelah terjadi eksdisis (penegelupasan kulit). Urutan pencernaan makanannya dimulai dari mulut, kerongkongan (esofagus), lambung (ventrikulus), usus dan anus. Hati (hepar) terletak di dekat lambung. Sisa-sisa metabolisme tubuh diekskresikan lewat kelenjar hijau.
Selain di atas, terdapat pula beberapa populasi-populasi dari berbagai jenis hewan seperti berikut : Udang, bintang ular, landak laut, , siput, anemon laut, beberapa jenis porifera, dan ikan-ikan kecil di laut dengan jarak 30 meter di daratan.
·               Udang termasuk kedalam Filum Arthropada (kaki beruas), kelas crustacea dan termasuk           kedalam ordo Dekapoda (memiliki 10 kaki)
·               Bintang ular (ophiopholis aculeata) termasuk kedalam filum Echipodermata, kelas ophiuroidea yang memiliki bentuk bola cakram kecil  dengan 5 lengan.
·               Landak laut (strongy locentrotus) termasuk kedalam filum Echipodermata kelas Echinoidea yang memiliki bentuk bundar, tidak berlengan dan memiliki duri-duri yang dapat digerakan. 
·               Siput termasuk ke dalam filum molusca kelas gastropoda.
·               Anemon termasuk kedalam filum Coelenterata kelas anthozoa (hewan berbentuk bunga). Anggota Anthozoa hidup di laut mulai dari daerah pantai sampai denagn kedalaman laut 6.000 meter. Anthozoa merupakan bentuk polip yang biasa menempel pada suatu objek di dasar laut.
·               Beberapa jenis porifera (kelompok hewan berpori). Hidup mulai dari daerah perairan pantai yang dangkal hingga daerah berkedalaman 5,5 km. tumbuhnya melekat pada dasar laut dan tidak dapat berpindah (sesil).
·               Ikan-ikan kecil yang termasuk kedalam hewan bertulang punggung (Vertebrata).
·               Gurita termasu kedalam filum molusca kelas caphalopada (hewan yang terdiri atas dua bagian yaitu kepala dan badan yan dihubungkan oleh leher).
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi komunitas laut adalah macam dan jumlah material terlarut daam air mungkin yang lebih penting adalah jumlah nutrisi bagi makluk hidup fotosentetik pospor nitrogen kan karbon di perlekukan sebagai materi pembentuk kehidupan baru yang tersedia dalam jumlah sedikit di  dalam air.
Ekosistem bentuk merupakan ekosistem ynag mengandung makluk hidup yang terdiri dari berbagai jenis ikan, karang, tiram, udang, spons, anemon, dan makluk lain yang hidup di dasar perairan. Substrat berpasir karang mendukung untuk pertumbuhan tumbuhan air dan ganggang tapi sangat baik sebagai habitat bagi karang cacing dan udang kecil sedangkan Substrat batu adalah habitat yang sesuai bagi berbagai macam ganggang berukuran besar selain itu suhu juga berpengaruh terhadap komunitas bentuk seperti terumbu karang ynag hanya ditemukan di perairan hangat. Ekosistem terumbu karang tersusun dari sejumlah besar hewan karang yang memiliki cangkang yang menangkap makanan dengan membuka diri kearah cahaya. Keadaan demikian menjadi pantang karena dalam tubuh hewan tersebut terdapat ganggang bersel tunggal dengan adanya cahaya ganggang dapat mengadakan fotosintesis sehingga memberi keuntugan bagi hewan karang dan ganggang itu sendiri hubungan metualisme, ini merupakan dasar utama bagi produktivitas komunitas makhluk hidup.
Ekosistem terumbu karang ditemukan di daerah khatulistiwa yaitu perairan dangkal dan besih, berbagai jenis ikan, udang, spons, karang dan siput merupakan anggota dari ekosistem trumbu karang.
Tumbuhan yang hidup di darat dengan tumbuhan yang hidup dilaut memiliki perbedaan dan beberapa ciri-ciri, yaitu pada tumbuhan berbunga yang hidup di air (hidrofit) umumnya berdaun lebar dan memiliki mekanisme untuk mengapungkan daun dan bunganya walau akarnya berada di dasar perairan. Mekanisme itu misalnya mengembangkan batang yang ringan dan berpori berisi udara. Biasanya, tumbuhan air memiliki mekanisme perkembangbiakan non biji, misalnya dengan rizhoma. Salah satu ciri lainnya bagi tumbuhan yang daun yang mengapung di atas air adalah stomata mereka hampir semuanya berada di atas daun dan jumlahnya sangat banyak untuk memudahkan pengambilan karbon dioksida, berbeda dengan tumbuhan kering atau tumbuhan darat yang stomatanya berada di bawah daun untuk mencegah transpirasi berlebihan dan menghemat penguapan  air. Tumbuhan air juga tidak memiliki batang yang keras serta minim bahkan tidak ada ranting. Umumnya monokotil. Ketiadaan batang yang keras itu memungkinkan bagi mereka untuk tumbuh lebih cepat dari tanaman kering. Disamping itu, beberapa jenis tumbuhan memiliki kantung udara., kutikula tipis, akarnya kecil karena fungsinya sebagai penghisap air digantikan oleh daun, tidak punya rambut-rambut akar, akarnya terspesialisasi sehingga dapan menyerap oksigen
Di dalam kehidupan, tumbuhan banyak memainkan peranan penting. Sebagai organisme fotosintesis tumbuhan merupakan pemasok oksigen ke lingkungan dan sumber makanan bagi organisme heterotof. Karenanya di dalam rantai makanan, tumbuhan disebut sebagai produsen. Tumbuhan juga merupakan penyusun utama ekosistem, terutama ekosistem hutan. Dalam hal ini tumbuhan merupakan tempat tinggal atau habitat berbagai jenis satwa. Bahkan berbagai jenis satwa tertentu memiliki habitat spesifik pada kanopi pepohonan, contohnya adalah berbagai jenis burung dan berbagai jenis primata arboreal. Selain itu, setiap jenis tumbuhan (lumut, paku, dan tumbuhan berbiji) mempunyai peran tertentu yang khas. Secara sekilas, mungkin kalian melihat tumbuhan lumut tidak mempunyai manfaat bagi kehidupan. Namun, ternyata lumut banyak berperan penting di dalam ekosistem. Di ekosistem hutan hujan tropis, lumut berperan penting dalam meningkatkan kemampuan hutan menahan air (water holding capacity). Selain itu, lumut juga merupakan habitat penting bagi organisme lain, terutama populasi hewan invertebrata. Beberapa jenis anggrek, misalnya, tidak akan dapat bertahan andaikan tidak ada lumut yang sehat. Bahkan lumut juga merupakan media yang baik bagi perkecambahan biji tumbuhan tingkat tinggi.

Selain itu, ada spesies tertentu pada tumbuhan lumut yang dapat dimanfaatkan oleh manusia/penduduk. Misalnya saja, Marchantia polymorpa, yang digunakan untuk mengobati sakit hepatitis (radang hati). Sphagnum sp. dapat digunakan sebagai pembalut atau pengganti kapas. Selain itu, tumbuhan lumut juga merupakan bioindikator pencemaran lingkungan. Bahkan berbagai jenis lumut tertentu bisa menunjukkan adanya kandungan bahan tambang, misalnya spesies lumut yang hidup di permukaan batuan yang mengandung biji besi.

Selain lumut, tumbuhan paku yang mungkin dianggap kurang bermanfaat, ternyata banyak banyak berperan dalam kehidupan kita. Contohnya, semanggi (Marsellia crenata) dapat dimanfaatkan untuk dijadikan sayuran. Paku rane (Selaginella wildenowi) dapat difungsikan sebagai obat penyembuh luka. Dryopteris filixmas juga mempunyai fungsi yang sama yakni sebagai bahan penghasil obat-obatan. Dalam bidang pertanian, Azolla pinata dapat dimanfaatkan sebagai pupuk hijau tanaman padi di sawah. Ini dapat dilakukan karena tumbuhan tersebut dapat bersimbiosis dengan tanaman algae biru, dan mampu mefi ksasi atau menambat N2 di dalam tanah. Akibatnya, tanah bisa menjadi subur.

Salah satu tumbuhan yang di temukan di pantai Cibenda yaitu Ganggang (Alga) merupakan protista mirip tumbuhan. Ganggang menimbulkan air sawah, air kolam, air danaum, atau akuarium tampak berwarna hijau. Namun, masyarakat menyangka bahwa ganggang adalah lumut. Padahal ganggang berbeda dengan lumut. Lumut tidak terendam di air, sedangkan ganggang hidup dalam air. Jika di pegang, lumut akan terasa seperti beludru dan lebih kering, sedangkan ganggang akan terasa basah, licin atau berlendir. Di laut, ganggang mudah ditemukan, dan biasanya terdampar di pantai, berbentuk menyerupai tumbuhan yang berwarna-warni (hijau, kuning, merah atau cokelat). Biasanya orang awam menyebutnya dengan rumput laut.
Ciri-Ciri Ganggang (Alga)
Ganggang (alga) memiliki karakteristik/ciri-ciri umum antara lain sebagai berikut... 
·Organisme eukariotik 
·Bersifat fotoautotrof (berfotosintetis)
·Mempunyai klorofil dan pigmen fotosintetik lainnya, 
·Mempunyai pirenoid
·Menyimpan cadangan makanan
·Bersifat uniseluler/multiseluler
·Memiliki dinding sel/tidak
·Soliter/berkoloni
·Bergerak/tidak bergerak
·Bereproduksi secara aseksual yaitu membelah diri/fragmentasi/spora vegetatif, dan seksual yaitu konjugasi/singami/anisogami. 
·Metagenesis atau tidak 
·Hidup dengan bebas atau bersimbiosis dengan jamur membentuk lichen 
·Tubuh Ganggang (Alga) tidak dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun. Tubuh berupa talus, sehingga termasuk dalam golongan thalophyta
·Habitat di perairan baik di air tawar maupun di air laut, tempat lembab. Menempel di bebatuan (epilitik), tanah/lumpur/pasir (epipalik), menempel pada tumbuhan sebagai (epifik), dan menempel tubuh hewan (epizoik). 
Klasifikasi Ganggang (Alga) Beserta Ciri-Cirinya 
Ganggang (Alga) diklasifikasikan berdasarkan pigmen dominan, yang dibedaka menjadi enam filum antara lain sebagai berikut...
1. Euglenoid (Euglenophyta) (Alga Hijau Terang) 
Euglenoid berasal dari bahasa Yunani dari kata eu yang berarti sejati, dan gleen yang berarti mata. Euglenoid adalah ganggang (alga) uniseluler dengan bintik mata yang berwarna merah (stigma), dan tidak berdinding sel, memiliki flagela, dan dapat bergerak aktif seperti hewan, tetapi berklorofil dan berfotosintetis seperti tumbuhan. Saat ini teridentifikasi terdapat sekitar 1.000 spesies Euglenoid. salah satu speises yang terkenal Euglenoid adalah euglena viridis.Dengan menggunakan mikroskop cahaya, Euglena viridis tampak berwarna hijau. Klorofil tersimpan dalam kloroplas yang berbentuk oval.
 Ciri-Ciri Euglenoid 
·            Bersifat uniseluler 
·        Memiliki bintik mata yang berwarna merah (stigma), 
·            Tidak berdinding sel, 
·        Mempunyai flagela, 
·        Dapat bergerak aktif (motil) mirip dengan hewan
·        Memiliki klorofil a, b, dan berfotositentis mirip tumbuhan. serta pigmen karoten. 
·               Habitat di air tawar, seperti air kolam, danau, sawah dan banyak di parit-parit peternakan  yang    mengandung kotoran hewan. 
·         Bereproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner membujur. 
·         Pembelahan sel terjadi dalam keadaan tertentu. 

2. Chrysophyta (Ganggang/Alga Keemasan atau Ganggang Pirang)
Chrysophyta berasal dari bahasa Yunani dari kata Chrysos yang berarti emas. Chrysophyta(ganggang keemasan/alga keemasan) adalah ganggang yang memiliki pigmen dominan derivat yang berupa xantofil (kuning), dan pigmen lainnya yaitu klorofil a, c, dan fukosantin (cokelat). Chrysophyta bersifat uniseluler soliter, uniseluler koloni, dan juga multiseluler. Ada Chrysophyta yang memiliki flagela, dan ada juga tidak memiliki flagela, Chrysophyta dengan berdinding sel mengandung hemiselulosa, pektin, atau silika. Chrysophyta menyimpan cadangan makanan dalam bentuk karbohidrat atau lemak. Habitatnya di air tawar dan air laut. Chrysophyta hidup sebagai organisme fotoautotrof. Namun sebagian spesies ada mampu menyerap senyawa organik terlarut (miksotrofik) atau menelan partikel makanan dan bakteri dengan menjulurkan pseudopodianya.
 Ciri-Ciri Chrysophyta (Ganggang/Alga Keemasan)
 dominan derivat karoten berupa xantofil (kuning) dan pigmen dengan klorofil a, c, dan  fukosantin (cokelat). 
·      Bersifat uniseluler soliter, uniseluler koloni, dan multiseluler
·      Berflagela dan tidak berflagela 
·      Berdinding sel dan mengandung hemiselulosa pektin, atau silika. 
·      Menyimpan cadangan makanan bentuk karbohidrat atau lemak
·      Habitat di air tawar dan air laut. 
·      Hidup sebagai organisme fotoautotrof dan sebagian menyerap senyawa organik terlaruk (miksotrofik)
·      Kloroplas berukuran kecil dan berbentuk cakram atau lembaran 
Klasifikasi Chrysophyta
Chrysophyta dikelompokkan dalam tiga kelas yaitu Xanthophyceae, Chrysophyceae, dan Bacilloriophyceae. antara lain sebagai berikut...
a. Xanthophyceae
Xanthophyceae berwarna hijau kekuningan karena mempunya pigmen klorofil dan xantofil. Tubuhnya multiseluler, berbentuk filamen bercabang, dan senositik (sel memiliki banyak inti). Xanthophyceae bereproduksi secara vegetatif maupun generatif. Reproduksi secara vegetatif terjadi dengan membentuk zoospora yang akan tumbuh menjadi filamen baru. Sedangkan reproduksisecara generatif adalah membentu anteridium dengan menghasilkan spermatozoid dan oogonium yang menghasilkan ovum. Jika terjadi fertilisasi, akan dihasilkan zigospora selanjutnya tumbuh menjadi filamen baru. Contohnya Vaucheria. 
b. Chrysophyceae
Chrysophyceae berwarna cokelat keemasan mengandung pigmen klorofil dan karoten. Cadangan makanan disimpan dengan bentuk karbohidrat dan minyak. Tubuhnya terdiri dari satu sel dan hidup secara soliter/koloni. Contohnya ganggang Syanura yang hidup berkoloni, sedangkan Mischococcus dan Ochoromonas hidup secara soliter. Sel tubuhnya berbentuk mirip dengan bola dan berflagela.

c. Bacillariophyceae (Diantomae atau diatom)
Bacillariophuceae berasal dari bahasa Yunani dari kata bacillus yang artinya batang kecil sedangkan phykos adalah alga. Bacillariophuceae adalah ganggang uniseluler, berwarna kuning kecokelatan, dan mempunyai dinding sel unik mirip gelas dari campuran bahan organik dan silika.

3. Pyrrophyta (Dinoflagellata atau Ganggang Api) 
Pyrrophyta berasal dari bahasa Yunani dari kata pyrrhos yang artinya api atau ganggang api. Pyrrophyta adalah alga uniseluler yang menyebabkan air laut tampak bercahaya (berpendat) di malam hari karena sel-selnya mengandung fosfor.Pyrrophyta disebut juga dengan Dinoflagellatayang berasal dari kata Yunani dari kata dinos yang berarti berputar dan flagel yang berarti cambuk, karena memiliki flagela. Kecepatan dari pertumbuhan populagi Pyrrophyta (ganggang api) dipengaruhi oleh suhu, kadar garam dan nutrisi, serta kedalaman air laut. Di musim tertentu, terjadi perputaran arus dari bawah laut yang menimbulkan terangkatnya nutrisi dari dasar laut ke permukaan. Hal ini menyebabkan populasi Ganggang api (Pyrrophyta) melimpah (blooming) dan timbul pasang merah (red tide) di laut.
Ciri-Ciri Pyrrophyta (Ganggang Api) 
·   Bersifat uniseluler 
·   Sel-sel yang mengandung fosfor. 
·   Kecepatan pertumbuhan dipengaruhi oleh suhu, kadar garam, dan nutrisi serta kedalaman air         laut. 
·   Tubuh primitif yang umumnya berbentuk ovoid tapi asimietri 
·   Memiliki dua flagela, satu terletak di lekukan longitudinal dekat tubuh bagian tengah yang    disebut dengan sulcus dan memanjang ke bagian posterior. Sedangkan yang  satunya ke arah transversial yang ditempatkan dalam suatu lekukan (cingulum) melingkari tubuh atau bentuk spiral di beberapa belokan. 
·   Cadangan makanan berupa amium dalam sitoplasma
·   Pada umumnya dinding sel mengandung selulosa
4. Chlorophyta (Ganggang/Alga Hijau) 
Chlorophyta berasal dari bahasa Yunani dari kata Chloros yaitu hijau. Chlorophyta (Ganggang hijau) adalah ganggang yang berwarna hijau dengan pigmen dominan klorofil a dan klorofil b, serta pigmen tambahan karoten (kuning kemerahan) dan xantofil (kuning). Klorofil b adalah jenis klorofil yang terdapat di tumbuhan dan tidak dimiliki oleh ganggang lain, kecuali Chlorophyta dan Euglenophyta. Chlorophyta memiliki dinding sel dari selulosa. Cadangan makanannya disimpan dalam bentuk amilum, minya, dan protein.
Ciri-Ciri Chlorophyta (Ganggang/Alga Hijau)
·            Berwarna hijau karena memiliki pigmen dominan klorofil a dan klorofil b serta pigmen tambahan karoten (kuning kemerahan) dan xantofil (kuning). 
·            Bersifat uniseluler atau berkoloni dan multiseluler. 
·            Chlorophyta Uniseluler memiliki flagela yang bergerak aktif.
·            Chlorophyta multiseluler berbentuk benang lembaran atau seperti tumbuhan tingkat tinggi. 
·            Bereproduksi secara seksual atau aseksual. Secara seksual dengan membelah diri, menghasilkan zoospora, dan fragmentasi, sedangkan reproduksi secara seksual adalah dengan konjugasi dan peleburan gamet jantan dengan gamet betina. 
·            Umumnya hidup secara fotoautotrof di air tawar. 
·            Sebagian jenis hidup di laut sebagai fitoplankton. 
·            Hidup di tanah yang lembab, salju, tembok basa atau menempel di tubuh tumbuhan atau hewan. 
·            Hidup bersimbiosis mutualisme dengan organisme eukarotik. 
5. Phaeophyta (Ganggang/Alga Cokelat) 
Phaeophyta berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata phaios yang berarti cokelat. Phaeophyta adalah jenis ganggang yang hidup di laut, berwarna cokelat karena mengandung pigmen dominan fukosantin (cokelat) yang menutup pigmen lainnya, yaitu klorofil a, klorofil c, dan xantofil. Phaeophyta menyimpan cadangan makanan berupa minyak lamianrin. Dinding selnya mengandung pektin dan asam alginat. Phaophyta merupakan ganggang multiseluler dengan bentuk benang atau talus yang mirip tumbuhan tingkat tinggi. Mereka melekat di batuan dengan bantuan holdfast atua mengapung karena memiliki alat pelampung yang terdapat dekat blade.
    Ciri-Ciri Phaeophyta (Ganggang Cokelat/Alga Cokelat)
·            Ukuran talus mikroskopis sampai ke makroskopis.
·            Berbentuk tegak, bercabang atau filamen tidak bercabang 
·            Mempunyai kloroplas tunggal. Kloroplas berbentuk lempengan diskoid (cakram) dan ada juga yang berbentuk b enang
·            Mempunya pirenoid dalam kloroplas. Pirenoid adalah tempat menyimpan cadangan makanan. 
·            Lapisan dalam dinding sel tersusun dari lapisan selulosa, sedangkan lapisan luar dari gumi. Bagian antara dalam dinding sel dan bagian luar sel terdapat algin (asam alginat) 
·            Memiliki jaringan transportasi air dan zat makanan analog dengan jaringan transportasi tumbuhan darat  
6. Rhodophyta (Ganggang Merah/Alga Merah) 
Rhodophyta berasal dari bahasa Yunani dari kata rhodos yang berarti merah. Rhodophyta adalah ganggang berwarna merah dengan pigmen dominan fikobilin yang terdiri dari fikoeritrin (merah) dan fikosianin ((biru), serta pigmen lain yaitu klorofil a, klorofil d, dan karoten. Pigme fikoerritrin dan fikosianin membantu ganggang hidup di perairan dalam bentuk menangkap glombang cahaya matahari yang tidak mampu ditangkap oleh klorofil. Rhodophyta hidup di laut yang berwarna merah kehitaman. Rhodophyta yang hidup di laut dengan kedalaman sedang berwarna merah cerah. Sedangkan Rhodophyta hidup laut dangkal berwarna merah kehijauan karena fikoeritrin yang menutupi klorofil berjumlah lebih sedikit.


Ciri-Ciri Rhodophyta (Ganggang Merah/Alga Merah)  
·      Umumnya bersifat multiseluler, 
·      Berbenuk benang atau lembaran
·      Memiliki dinding sel yang mengandung selulosa dan pektin dan ada juga yang mengandung zat kapur (kalsium karbonat), seperti Corralina. 
·      Menyimpan cadangan makanan dalam bentuk tepung florid (bahan agar-agar)
·      Reproduksi secara aseksual yaitu dengan fragmentasi dan pembentukan aplanospora (spora diam) yang tida berflagela. Sedangkan reproduksi seksual adalah pembuahan sel telur oleh spermatium di dalam karpogonium. 
Reproduksi Ganggang/Alga
Ganggang (Alga) bereproduksi terdiri atas dua cara yakni seksual dan aseksual. Reproduksisecara aseksual melalui pembelahan sel, fragmentasi, dan pembentukan zoospora. Sedangkan secara seksual melalui isogami dan oogami antara lain sebagai berikut :
a. Reproduksi Aseksual
   Reproduksi aseksual terjadi dengan pembelahan sel yang menghasilkan dua sel anak yang masing-masing mejadi individu baru. Umumnya reproduksi dengan sel terjadi pada alga bersel tunggal. Alga berbentuk koloni tanpa filamen atau yang berbentuk filamen umumnya bereproduksi secara fragmentasi. Fragmentasi adalah terpecah-pecah koloni dengan beberapa bagian. 
  Selain dengan pembelahan sel dan fragmentasi, ganggang (alga) juga bereproduksi dengan pembentukan zoospora. Zoospora adalah sel tunggal yang diselubungi oleh selaput dan bergerak atau berenang bebas dengan menggunakan satu atau lebih flagela. Setiap zoospora merupakan calon individu baru. 
b. Reproduksi Seksual 
  Reproduksi secara seksual melibatkan peleburan dua gamet untuk membentuk zigot dan tumbuh menjadi individu baru. Terdapat dua tipe reproduksi seksual yaitu dengan isogami dan oogami. 
Tipe isogami, gamet jantan dan gamet betina akan berukuran sama besar yang umumnya dapat bergerak. Jika zigot hasil dari peleburan gamet betina dengan jantan dengan mengalami dormansi. maka disebut dengan zigospora
   Sedangkan untuk tipe oogami, ukuran gamet jantan berbedan dengan ukuran gamet betina. Gamet betina atau telur berukuran besar dan tidak dapat bergerak, sedangkan pada gamet jantan berukuran kecil dan mampu bergerak. Jika zigot yang terbentuk tidak berkecambah namun mengalami dormansi, maka hal ini disebut dengan oospora. 
Peranan Ganggang/Alga
    Ganggang/alga yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia antara lain sebagai berikut :
·            Ganggang (alga) hijau merupakan sumber dari fitoplanton yang difungsikan sebagai pakan ikan dan hewan air lainnya
·            Ganggang (alga) cokelat (Macrocrytis pyrifera) mengandung yodium dengan mengandung Na, P, N dan Ca yang dimanfaatkan sebagai suplemen untuk hewan ternak. Mengandung asam alginat, sebagai pengental produk makanan, industri, dan alat-alat kecantikan (Laminaria, Macrocytis, Acophylum, dan Fucus). 
·            Ganggang (alga) merah dimanfaatkan untuk makanan suplemen kesehatan (Porphyra), sumber makanan (Rhodymenia Palmata), pembuatan agar (Gellidium), dan penghasil karagenan (pengental es krim). 
·            Dinding sel diatom mengandung zat kresik pada ganggang keemasan yang berguna untuk industri, misalnya bahan penggosok, penyaring, bahansa isolasi, dan industri kaca. 
Pantai Cibenda merupakan salah satu lingkungan dan ekosistem pantai yang ada di daerah Labuan. Di pantai Cibenda terdapat berbagai jenis spesies hewan dan tumbuhan. Namun kelestarian ekosistem dan lingkungan pantai mengalami kerusakan. Kita bayangkan apabila ekosistem di pantai Cibenda tidak pernah dijamah oleh manusia, maka disekitar lingkungan tersebut tidak akan adanya sampah yang berserakan, banyaknya spesies-spesies tumbuhan yang tumbuh. Rusaknya ekosistem serta lingkungan yang kurang bersih diakibatkan oleh manusia, banyak tangan-tangan yang tidak bertanggungjawab yang mengakibatkan rusaknya terumbu karang, membuang sampah sembarangan di sekitar lingkungan pantai Cibenda, yang mengakibatkan pencemaran lingkungan, sehingga dapat berpengaruh terhadap ekosistem pantai Cibenda.
Jika diamati, masih adanya sampah di sekitar pantai Cibenda. Ada beberapa sampah yang dapat diuraikan atau dimanfaatkan namun ada beberapa sampah yang tidak dapat diuraikan yang nantinya dapat menyebabkan pencemaran. Seperti, sampah dedauan yang jatuh dari pepohonan, banyaknya dedauan yang berserakan di lingkungan, dapat dikatakan sebagai sampah, namun digolongkan sebagai sampah organik, dimana daun-daun tersebut dapat uraikan, dijadikan sebagai pupuk.sedangkan sampah-sampah seperti plastik dan sterofoam tidak dapat diuraikan. Apabila sampah-sampah itu dibiarkan dan tidak titanggulangi makan akan menimbulkan dampak yang buruk terhadap lingkungan. Selain merusak keindahan lingkungan, juga menyebabkan pencemaran lingkungan. Untuk menanggulangi dan mengatasi masalah tersebut, manusia tidaklah membuang sampah sembarangan, khusunya membuang sampah pada lingkungan pantai Cibenda seperti plastik, sterofoam dan sebagainya dengan sembarangan, melainkan buanglah pada tempatnya. Sehingga tidak mengurangi keindahan lingkungan dan tidak menyebabkan pencemaran lingkungan.
Kegiatan manusia yang tidak pantas dilakukan pada lingkungan khususnya di pantai Cibenda adalah penebangan pohon yang ada di sekitar pantai, pengambilan bunga-bunga karang dan juga pembunuhan terhadap hewan-hewan yang ada di pantai Cibenda.
Disamping itu, pemanasan global (global warming) menjadi salah satu isu lingkungan utama yang dihadapi dunia saat ini. Pemanasan global berhubungann dengan proses meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi. Peningkatan suhu permukaan bumi ini dihasilkan oleh adanya radiasi sinar matahari menuju ke atmosfer bumi, kemudian sebagian sinar ini berubah menjadi energi panas dalam bentuk sinar infra merah diserap oleh udara dan permukaan bumi. Sebagian sinar infra merah dipantulkan kembali ke atmosfer dan ditangkap oleh gas-gas rumah kaca yang kemudian menyebabkan suhu bumi meningkat. Gas-gas rumah kaca terutama berupa karbon dioksida, metana dan nitrogen oksida. Kontribusi besar yang mengakibatkan akumulasi gas-gas kimia ini di atmosfir adalah aktivitas manusia.
Efek rumah kaca yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia. Matahari adalah sumber dari segala energi di bumi. Energi cahaya matahari dirubah menjadi energi yang dapat menghangatkan ketika mencapai permukaan bumi. Permukaan bumi akan menyerap sebagian panas matahari dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, CO2, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkannya kembali ke permukaan bumi, sehingga panas dari gelombang radiasi tersebut tersimpan di permukaan bumi yang menyebabkan meningkatnya suhu rata-rata tahunanbumi.
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh seluruh penghuni bumi. Karena tanpa adanya efek rumah kaca, suhu permukaan bumi akan sangat dingin. Suhu rata-rata planet bumi sudah meningkat sekitar 33°C menjadi 15°C dari suhu awal yang -18°C. Jika tidak ada efek rumah kaca ini maka permukaan bumi akan tertutup oleh lapisan es, namun jika berlebihan maka akan menyebabkan pemanasan global.
Banyak para ahli yang mengemukakan pendapat mengenai penyebab atau faktor-faktor terjadinya pemanasan global. Menurut para ahli bahwa pemanasan permukaan bumi terjadi karena meningkatnya gas rumah kaca di atmosfer yang merangkap panas, tidak hanya itu, ada banyak lagi penyebab terjadinya pemanasan global yang perlu diketahui untuk memperbaiki dan menanggulangi hal tersebut. Penyebab pemanasan global adalah sebagai berikut :
1.    Efek rumah kaca
Efek rumah kaca adalah proses atmosfer menghangatkan planet. Efek rumah kaca terjadi akibat panas yang dipantulkan ke permukaan bumi terperangkap oleh gas-gas di atmosfer, sehingga tidak dapat diteruskan keluar angkasa, melainkan dipantulkan kembali ke permukaan bumi. Efek rumah kaca memiliki manfaat bagi mahluk hidup di bumi, namun jika berlebihan berbahaya kehidupan di bumi karena dapat mempengaruhi dan mengganggu iklim.
2.    Meningkatnya gas rumah kaca
Gas-gas yang memiliki sifat yang memerangkap panas, sehingga panas yang terpantul dari permukaan bumi tidak dapat diteruskan ke cahaya akibat dari gas tersebut. Gas-gas tersebut adalah gas rumah kaca. Gas yang paling berperan adalah karbon dioksida (CO2). Penyebab meningkatnya karbon dioksida adalah pembakaran bahan bakar batu bara, pembakaran minyak bumi, pembakaran gas alam.


3.    Penggunaan CFC yang tidak terkontrol
Cloro Flour Carbon adalah bahan kimia yang digabungkan menjadi sebuah bahan untuk memproduksi peralatan terkhusus pada peralatan rumah tangga. CFC terdapat terdapat pada kulkas dan AC.
4.    Polusi kendaraan berbahan bakar bensin
Kendaraan memberikan penyebab terbesar dalam terjadi pemansan global. Polusi yang dihasilkan kendaraan berbahan bakar bensin seperti motor, mobil dan kendaraan lainnya dimana dari hasil pembuangannya menghasilkan gas karbon dioksida yang berlebihan. Gas karbon dioksida merupakan penyebab utama terjadinya pemanasan global karena karbon dioksida adalah gas yang memerangkap panas sehingga tidak dapat keluar ke angkasa.
5.    Polusi metana oleh pertanian, perkebunan dan peternakan
      Gas metana menempati urutan kedua sebagai penyebab utama terjadinya pemanasan global. Gas metana dapat berasal dari bahan-bahan organik yang kekurangan oksigen dari hasil pemecahan bakteri seperti di persawahan, sedangkan pada peternakan, seperti usus hewan ternak, meningkatnya produksi hewan ternak maka menigkatnya pula gas metana yang dilepaskan ke permukaan bumi
6.    Perusakan hutan
Hutan berfungsi dalam menyerap karbon dioksida dan mengeluarkan oksigen, jika hutan rusak akibat dari penebangan dan pembakaran maka yang terjadi adalah jumlah karbon dioksida yang diserap oleh hutan sedikit dan semakin banyak karbon yang terkumpul di atmosfer yang menyebabkan terjadinya pemanasan global.
7.    Pemborosan energi listrik
      Energi listrik sebagian besar kita gunakan adalah hasil pembakaran dari pembakaran minyak bumi dan batu bara, dimana hasil pembakaran tersebut menghasilkan karbon dioksida.
8.    Populasi kendaraan yang terus meningkat
        Meningkatnya jumlah kendaraan maka karbon dioksida pun yang dihasilkan dari kendaraan tersebut akan bertambah banyak dan tentu saja menimbulkan pemanasan global
9.    Pembakaran sampah secara berlebihan
Pembakaran sampah berlebihan yang dilakukan secara massal akan menyebabkan terjadinya pemansan global karena dari hasil pembakaran ampah tersebut adalah gas metana yang dapat memerangkap panas.
Pemanasan global diperkirakan telah menyebabkan perubahan-perubahan sistem terhadap ekosistem di bumi, antara lain; perubahan iklim yang ekstrim, mencairnya es sehingga permukaan air laut naik, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Adanya perubahan sistem dalam ekosistem ini telah memberi dampak pada kehidupan di bumi seperti terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser dan punahnya berbagai jenis hewan. Pemanasan global telah memicu terjadinya sejumlah konsekuensi yang merugikan baik terhadap lingkungan maupun setiap aspek kehidupan manusia. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut :
·            Mencairnya lapisan es di kutub Utara dan Selatan. Peristiwa ini mengakibatkan naiknya permukaan air laut secara global, hal ini dapat mengakibatkan sejumlah pulau-pulau kecil tenggelam. Kehidupan masyarakat yang hidup di daerah pesisir terancam. Permukiman penduduk dilanda banjir rob akibat air pasang yang tinggi, dan ini berakibat kerusakan fasilitas sosial dan ekonomi. Jika ini terjadi terus menerus maka akibatnya dapat mengancam sendi kehidupan masyarakat.
·            Punahnya berbagai jenis fauna. Flora dan fauna memiliki batas toleransi terhadap suhu, kelembaban, kadar air dan sumber makanan. Kenaikan suhu global menyebabkan terganggunya siklus air, kelembaban udara dan berdampak pada pertumbuhan tumbuhan sehingga menghambat laju produktivitas primer. Kondisi ini pun memberikan pengaruh habitat dan kehidupan fauna.
·            Mengancam kerusakan terumbu karang di kawasan segitiga terumbu karang yang ada di enam negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Kepulauan Salomon, Papua Nugini, Timor Leste, dan Philipina. Dikhawatirkan merusak kehidupan masyarakat lokal yang berada di sekitarnya. Masyarakat lokal yang pertama kali menjadi korban akibat kerusakan terumbu karang ini.
Jika kita bayangkan, keadaan bumi saat ini semakin panas, dikota-kota besar tidak ada lagi pepohonan besar yang menyerap air ketika hujan. Kita menginginkan bumi ini bersih walaupun sering di jamah tetapi tidak merusak lingkungannya, kita ingin sekali bebas dari polusi, intinya kita ingin hidup sehat.
Selama 20 abad ini, kenaikan suhu diperkirakan mencapai 0,3-0,8°C. Untuk 100 tahun kedepan, kenaikannya diperkirakan mencapai 4°C. Kenaikan suhu ini dapat merubah iklim sehingga menyebabkan perubahan pola cuaca yang dapat menimbulkan peningkatan dan perubahan curah hujan, angin dan badai, serta terjadinya bencana alam yang dapat memakan banyak korban jiwa.Perkiraan teknologi semakanin canggih populasi udarapun semakin banyak dan pepohonan semakin berkurang.







-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



BAB V
PENUTUP
A.     KESIMPULAN                       
             
Lingkungan merupakan tempat dimana makhluk hidup berada,  yang harus dijaga kelestarian dan keberadaannya salah satunya lingkungan pantai. Berbagai tumbuhan, hewan dan makhluk hidup lain hidup dipantai dengan berbagai keunikannya dan lingkungan pantai juga harus dijaga kelestariannya demi untuk menjaga kelestarian lingkungan yang lain. Dengan diadakannya praktek lapangan IPA in, kita dapat lebih mengenal lingkungan pantai dan dapat lebih menghargai keberadaannya, agar lingkungan pantai tetap terjaga dari berbagai isu pemanasan global yang tengah marak dibincangkan saat ini. Sehingga dapat mencegah terjadinya bencana yang dapat merugikan kita semua.

B.     SARAN DAN KRITIK

Marilah kita semua menjaga dan melestarikan lingkungan yang kita huni ini. supaya tidak terjadi kerusakan yang merugikan kita dan kita bisa merasakan kenyamanan  dalam hidup apabila lingkungan kita tidak rusak oleh kita sendiri. Lingkungan kita sudah sebagian besar yang rusak, hal ini disebabkan karena kurangnya kepedulian terhadap lingkungan.  Untuk itu prlulah kita tanamkan kepada diri kita masing-masing agar lingkungan yang kita huni dapat bias dirasakan keindahannya dan manfaatnya oleh anak cucu kita di masa depan.


















------------------------------------------------------------------------------------------------------------------





DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/9089401/Makalah_ipa (diakses pada tanggal 13 mei 2016)


















--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------









LAMPIRAN

              Gambar.1 Percobaan massa jenis air laut

Gambar 1.1

Gambar.2 Percobaan daya angkat air laut dengan air tawar

Gambar 2.1


Gambar.3 Percobaan asam basa lingkungan pantai

Gambar 3.1

Gambar.4 Hewan air pantai


      
Gambar 4.1


8 A CReQuiL 

               




--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

MENGUKUR SIFAT FISIS AIR LAUT.

1.      Lihatlah hasil perhitungan,lebih besar mana antara masa jenis air tawar dengan masa jenis air laut?
2.      Mengapa air tawar dan air laut memiliki masa jenis yang berbeda?
3.      Berdasarkan pengukuran di atas dalam medium apa benda menjadi lebih ringan?
4.      Jelaskan adakah hubungan antara masa jenis dengan daya angkat air?
5.      Di laut kaspia ( terdapat di sebelah utara iran) orang tidak perlu hawatir tenggelam karena tanpa pelampung tubuh manusia dapat terapung dengan sendirinya. Prediksi mengapa tubuh manusia dapat terapung di air laut tersebut?
6.      Ikan air tawar memiliki gelembung ( pelampung seperti balon) dalam perutnya. Menurut kalian, apa fungsi gelembung pada ikan?
7.      Tanyakan pada nelayan sekitar, apakah ikan laut memiliki gelembung dalam perutnya seperti yang di miliki ikan tawar?
8.      Kalau ikan laut memiliki gelembung apakah kira- kira ukuran rata- ratanya lebih besar atau lebih kecil dari gelembung ikan tawar? Jelaskan alasannya berdasarkan perbedaan daya angkat yang antara air tawar dan air laut.
9.      Dengan menggunakan indikator universal tentukan tingkat kesamaan/ kebebasan zat- zat yang menjadi objek penelitian kalian.
10.  Jelaskan pengaruh tingkat keasaman dan kebasaan terhadap tubuh kita!
11.  Jelaskan pengaruh tingkat keasaman atau kebasaan lingkungan pantai terhadap mahluk hidup yang ada di sekitarnya!

MENGENAL HEWAN AIR PANTAI
1.      Mengapa kita tidak boleh membunuh hewan yang kita teliti?
2.      Berdasarkan table klasifikasi,apakah hewan hewan yang ditemukan benar-benar berasal dari kelompok yang berbeda atau masih memiliki kekerabatan.
3.      Carilah keterangan di buku apa makanan hewan-hewan tersebut dan  bagaimana proses pencernaannya
4.      Carilah keterangan di buku apa makanan hewan-hewan tersebut dan bagaimana proses pencernaannya?
5.      Apa fungsi atau peran hewan-hewan tersebut dalam ekosistem tempat mereka hidup?
6.      Diskusikan, apakah hewan hewan tersebut memiliki manfaat baik langsung ataupun tidak langsung bagi manusia?
7.      Mengapa hewan hewan karang dapat bertahan di dasar air (tidak mengapung) ?



KLASIFIKASI TUMBUHAN AIR PANTAI
1.           Bandingkan tumbuh-tumbuhan air pantai yang ditemukan dengan tumbuhan didaratan. Dalam hal apa secara umum perbedaannya?
2.           Berdasarkan table klasifikasi, apakah tumbuhan yang ditemukan benar-benar berasal dari kelompok yang berbeda atau masih memiliki kekerabatan?
3.           Carilah keterangan dibuku bagaimana masing-masing tumbuhan yang ditemukan berkembang biak
4.           Apa fungsi atau peran tumbuhan tersebut dalam ekosistem tempat mereka hidup?
5.           Banyak tumbuhan laut yang memiliki gelembung. Diskusikan apa fungsi gelembung tersebut?
6.           Berikan sedikitnya 3 contoh produk industry (makanan dan obat) yang bahan dasarnya tumbuhan laut.

MENYADARI KERUSAKAN LINGKUNGAN PANTAI DAN ISU PEMANASAN GLOBAL
1.      Jelaskan dengan kalimat atau dengan gambar apabila ekosistem pantai Cibenda tidak pernah dijamah oleh manusia.
2.      Sebutkan keadaan ekosistem yang menurut hati nurani dan pemahaman kalian tidak pantas terjadi dipantai Cienda.
3.      Sebutkan kegiatan manusia yang menurut hati nurani dan pemahaman kalian tidak pantas dilakukan terhadap lingkungan.
4.      Perhatikan sekeliling lingkungan. Ada berapa jenis benda yang kalian anggap sampah?
5.      Apakah sampah-sampah tersebut berdampak buruk terhadap lingkungan sekitar?
6.      Plastik adalah salah satu jenis sampah yang sangat berbahaya dipantai. Banyak kasus ditemukan kura-kura laut dan ikan mati akibat makan plastik. Salah satu makan utama kura-kura laut adalah ubur-ubur. Plastik apabila terapung di air laut akan disangka ubur-ubur oleh kura-kura laut sehingga dimakannya dan kura-kura laut akan mati. Pikirkanlah, apa yang harus dilakukan oleh manusia agar pantai tidak terpolusi oleh sampah plastik.
7.      Sebutkan hal-hal lain yang menurut kalian dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global
8.      Menurut kalian tindakan apa yang harus kita lakukan untuk mencegah terjadinya pemanasan global.
9.      Uraikan mengenai terjadinya efek rumah kaca dan hal-hal yang menyebabkannya.
10.  Apa yang kalian inginkan dan bayangkan tentang keadaan lingkungan di bumi saat ini?
11.  Apa prediksi kalian tentang keadaan lingkungan dibumi seratus tahun kedepan?
f
Terimakasih telah mengunjungi blog kami, dimohon untuk menggunakannya secara arif dan bijaksana. Wassalam………….





Tidak ada komentar:

Posting Komentar